Maka tidak salah jika ada ungkapan "buah tidak jauh jatuh dari pohonnya" Ungkapan tersebut menyiratkan bahwa sikap, perilaku seorang anak tidak akan jauh dari sikap dan pribadi kedua orang.
Apa sebab hal demikian bisa terjadi? Karena lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama yang anak tempati untuk belajar menstimulasi dan mengasimilasi hal-hal yang dia lihat dalam keluarganya.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi anak yang berbudi pekerti, cerdas dan menjadi kebanggaan keluarga.
Maka dari itu terkadang kita menemukan orang tua yang berupaya semaksimal mungkin dalam mendidik anaknya, mereka rela mengeluarkan biaya yang tak sedikit agar kelak anaknya bisa menjadi anak pintar, cerdas berakhlak dan berbakti kepada orang tua.
Namun sebagian orang tua karena kecintaannya kepada sang buah hati, terkadang memperlakukan anaknya secara berlebihan seperti tidak ingin anaknya kesulitan, terlalu memberi kenyamanan, memanjakan anak dan menuruti semua yang anak inginkan.
Terkadang Sering kita mendengar ungkapan "biarkanlah saya sebagai orang tua yang merasakan kesusahan asalkan anak saya tidak merasakan hal yang sama".
Ucapan tersebut memang ada benarnya tapi jika terlalu memperlakukan anak secara berlebihan justru akan memberi dampak yang kurang baik dalam perkembangan anak. Jadi bagaimana baiknya cara mendidik anak yang tepat? berikut ulasannya
11 Cara Mendidik Anak Yang Baik Dan Efektif
1. Mendidik anak menjadi pribadi mandiri dan bertanggung jawab
Tidak semua orang tua memiliki rasa kahwatir yang berlebihan kepada anaknya sehingga cukup membatasi sikap dan tingkah laku anak padahal hal tersebut justru kurang baik untuk perkembangan mental (psikis) dan pertumbuhan anak.
Pada Anak yang selalu dibatasi untuk melakukan berbagai hal justru bisa tumbuh menjadi anak yang tidak mandiri dan selalu bergantung kepada orang lain.
Maka dari itu sebaiknya anak diajarkan bagaimana bersikap secara mandiri dan bertanggung jawab sejak dini, tidak ada salahnya memberi anak anda kepercayaan untuk melakukan hal yang bisa ia lakukan.
Misalnya : biarkan anak sendiri menyiapkan perlengkapan sekolah ketika, biarkan anak yang belajar memakai baju sendiri biarkan anak sendiri yang memasang sepatu dan mengikat tali sepatunya dan beberapa kegiatan sehari-hari lainnya yang bisa menumbuhkan sikap mandiri dan tanggung jawab anak, sedangkan tugas dan peranan orang tua adalah mengawasi dan mengarahkan anak.
2. Pengajaran pada anak bagaimana hidup susah dan belajar berbagi
Tidak semua orang tua sangat tidak ingin melihat anaknya merasa kesusahan bahkan karena kecintaan orang tua kepada anakknya mereka lebih memilih untuk merasakan sendiri bagaimana hidup susah asalkan anaknya tidak merasakan hal yang sama, persepsi tersebut sebenarnya cukup keliru.
Meskipun anda merupakan keluarga yang mapan dan berkecukupan ataupun memang keluarga anda hidup dalam kondisi ekonomi yang pas-pasan maka jangan terlalu memanjakan anak anda, sebaiknya ajakrkanlah anak anda bagaimana rasanya hidup dalam kondisi kekurangan.
Apa maksudnya? Maksudnya adalah ketika anak memahami bagaimana rasanya hidup dalam keterbatasan mereka akan belajar untuk lebih menghargai apa yang dia miliki dan akan memunculkan rasa simpati dalam diri anak kepada orang yang benar-benar memiliki keterbatasan dalam hidupnya, sehingga anak akan menjadi pribadi yang suka berbagi kepada orang yang tidak seberuntung dirinya karena ia pernah merasakan hidup dalam kesusahan.
3. Membantu anak bereksplorasi dan menggali kemapuannya.
Yang menjadi kendala besar sehingga tumbuh kembang anak menjadi tidak maksimal adalah kebiasaan orang tua terlalu membatasi anaknya.
Oleh sebab itu biarkan anak anda bereksplorasi dan menggali kemampuannya, biarkan mereka melakukan hal-hal yang baru, hal-hal yang menantang, hal-hal yang menguji kesabaran asalkan hal yang dilakukan anak masih bersifat positif dan bernilai edukatif.
Dengan mempunyai kebebasan untuk berkreasi dan bereksplorasi anak bisa menemukan kemampuannya yang menjadi kelebihan pada dirinya (baka dan minat) tugas orang tua menfasilitasi, mengsupport agar bakat dan minat anak bisa maksimal.
4. Mengembangkan rasa ingin tahu anak
Pernahkan kita melihat anak yang ketika ayah dan ibunya melakukan sesuatu atau membawa sesuatu lantas anak tersebut bertanya " apa itu ayah/ibu? untuk apa itu ibu?" usia kanak-kanak merupakan fase dimana anak ingin mengetahui banyak hal apalagi jika hal tersbut merupakan sesuatu yang baru baginya.
Maka dari itu bimbinglah rasa ingin tahu anak anda, jika anak anda bertanya tentang sesuatu misalnya "apa itu ibu/ayah?" anda bisa menjawab "Coba tebak ini apa" dengan melakukan pertanyaan balik anak akan semakin penasaran dan ingin segera mengatahui hal tersebut.
Biasanya sulit untuk diketahui maka juga akan sulit untuk dilupakan sehingga apa yang susah payah anak untuk ketahui akan menjadi pengalaman yang bermakna dan berbekas dalam khazanah pengetahuan anak.
5. Memberi penghargaan pencapaian anak
Dari sekian banyak orang tua yang ketika anaknya melakukan suatu kebaikan, meraih prestasi mereka bersifat biasa-biasa saja akan tetapi ketika anak mereka melakukan kesalahan atau keburukan mereka dengan cepatnya menghakimi dan memaki anak tersebut.
Adakah hal tersebut adil bagi anak? jika dipikir secara nalar maka hal tersebut sangat tidak adil. Maka dari itu upayakan untuk mengapresiasi kebaikan, pencapaian yang dilakukan anak meskipun hal tersebut terbilang sebagai hal kecil.
Walaupun anda sebagai orang tua senantiasi mengapresiasi hal yang baik dilakukan seperti ketika anak berkata jujur, berani mencoba, bertanggung jawab, juara kelas, juara lomba maka akan menjadi penyemangat tersendiri bagi anak untuk melakukan hal yang lebih baik lagi.
Walaupun anda senantiasa menghargai hal kecil yang dilakukan anak bukan tidak mungkin suatu saat anak anda akan mepersembahkan pencapaian luar biasa yang akan membuat anda menjadi tercengang dan bangga memiliki anak tersebut.
6. Memberikan hukuman (edukatif phunisment)
Tidak semua orang tua ketika ananknya melakukan kesalahan atu melakukan perbuatan yang kurang baik, mereka enggang untuk memberi hukuman atau malah sebaliknya mereka justru memberi hukuman yang berisfat fisik dan psikis (memukul, menendang, memaki-maki dan menghardik).
Yakin dan percayalah bahwa hukuman yang demikian justru tidak akan membuat anak lebih baik dan justru memunculkan malasah lain (hubungan orang tua dan anak menjadi renggang, muncul kebencian dalam diri anak.
Maka hukuman seperti apa yang sebaiknya diberikan kepada anak ketika melakukan hal yang tidak baik? anda bisa memberi hukuman yang besifat mendidik seperti dihukum untuk menghafal perkalian, membersihkan tempat tidurnya, menyapu di rumah, menjaga adik dan lain-lain.
Selain membuat anak jerah untuk melakukannya juga akan memberi sisi pembelajaran bagi anak.
7. Memberi kebebasan anak berpendapat dan mengambil keputusan sendiri
Sebai orang tua sering anda memberi kesempatan kepada anak anda untuk mengeluarkan pendapatnya tentang suatu hal atau seberapa sering anda memberikan keleluasan kepada anak anda untuk menentukann pilihannya? mungkin hal tersebut jarang kita lakukan padahal keberanian untuk berpendapat dan membuat keputusan sendiri adalah cikal bakal yang akan membentuk anak menjadi pribadi yang berani, mandiri dan bertanggung jawab.
Maka dari itu berikanlah anak anda kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya dan menetukan keputusannya. contoh ketika anak akan membeli baju " anda bisa menanyakan kepada anak anda mana baju yang menurutnya bagus dan biarkan dia memilih sendiri baju yang ia sukai tapi dengan catatan orang tua harus memberi arahan dan dampingan kepada anak.
8. Berikan pengajaran pada anak petingnya arti kejujuran.
Kejujuran memiliki nilai yang tak terukur sehingga ada ungkapan yang mengatakan "kejujuran adalah mata uang yang berlaku diman saja".
Oleh sebab itu sangat penting mengajarkan dan menanmkan sikap jujur dalam diri anak, ajarkanlah anak anda untuk bersikap jujur walaupun kejujuran itu kadang pahit dan menyudutkannya.
Jika sikap jujur telah tertanan dalam hati anak maka kelak tersebut bisa tumbuh menjadi pribadi yang disenangi, dihargai dan selalu mendapatk kepercayaan dari orang lain.
9. Memberi pendidikan pada anak untuk menjadi anak yang berjiwa sosial
Setiap orang saling membutuhkan satu sama lain maka dari itu jadi jangan pernah menjadi pribadi yang egois dan hanya mementingkan diri sendiri "Mungkin hal tersebut bisa menjadi nasehat bagi anak anda tentang bagaimana pentingnya membangun hubungan sosial yang baik di masyarakat".
Supaya anak kita bisa menjadi pribadi sosialis, bisa dengan mengajaknya jalan-jalan dilingkungan sekitar dan beriterkasi dengan masyarakat, melihat kesulitan orang lain, membantu orang lain yang membutuhkan dan dengan terbiasa melakukan interaksi dengan masyarakat dalam ranah yang positif hal tersebut bisa menumbuhkan jiwa sosial dalam diri anak.
Kita sebagai orang tua juga bisa membiarkan anak anda bermain dengan anak seusiannya dengan itu mereka akan belajar bergaul, saling memahami satu sama lain, menumbuhkan rasa persaudaraan, belajar bekerjasama.
10. Memberikan contoh teladan bagi anak.
Jikalau kita menginginkan anak anda menjadi pribadi yang baik maka terlebih dahulu sebagai orang tua anda-lah yang mesti memperbaiki segala perilaku dan tingkah laku dalam bersikap.
Sebagai Orang tua adalah contoh bagi anaknya maka berikanlah/perlihaktkanlah contoh positif pada anak anda. Jika anda tidak ingin anak anda menjadi perokok maka anda-lah yang harus terlebih dahulu berhenti merokok.
Kalau anda ingin anak anda menjadi pribadi yang jujur, bertanggung jawab maka terlebih dahulu anda-lah yang harus mencontohkan hal tersebut.
11. Memberi pendidikan pentingnya agama
Dalam hal ini sungguh agama sangat penting untuk pertumbuhan anak, dimana bisa menjadikan anak kita orang yang beriman.
Demikianlah 11 Tips Mendidik Anak Yang Baik Dan Efektif, semoga bisa menjadi informasi yang bermanfaat bagi para pembaca setia blog pustaka ilmu. Terimakasih
No comments:
Post a Comment